Mobil listrik kini menunjukkan daya tahan yang lebih lama dan sering kali lebih andal dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran internal atau mobil konvensional dengan internal combustion engine (ICE).
Mengutip Carscoops, Seasa (28/1/2025), pernyataan ini didasarkan pada hasil penelitian multi-nasional terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Birmingham dan London School of Economics (LSE), Inggris. Mereka menganalisis lebih dari 300 juta data, termasuk informasi dari 30 juta kendaraan.
Hasil penelitian ini, yang dipublikasikan di jurnal Nature Energy dan pada Jumat (24/1/2025) dan menunjukkan perkembangan signifikan dalam teknologi mobil listrik.
Namun, para peneliti mengingatkan bahwa penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk memahami potensi daya tahan jangka panjang mobil listrik dibandingkan mobil konvensional.
Penelitian ini menggunakan data uji MOT yang dianonimkan dari Inggris sebagai sumber utama. Data ini memungkinkan para peneliti untuk melacak catatan kendaraan dari 2005 hingga 2022.
Dengan data yang sangat rinci, peneliti dapat mengetahui kapan kendaraan mencapai akhir masa pakainya dan jenis powertrain yang digunakan.
Secara keseluruhan, studi ini menunjukkan bahwa meskipun kendaraan listrik awalnya kesulitan untuk bersaing dengan mobil bermesin pembakaran internal, kini mereka telah melampaui mobil-mobil tersebut.
"Dengan statusnya sebagai teknologi yang lebih baru dan biasanya dianggap kurang dapat diandalkan, mobil listrik telah mengalami perkembangan pesat, dengan model terbaru diperkirakan memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan rata-rata ICE dalam kategori yang sama," ungkap studi tersebut.
Salah satu temuan paling mencolok dari penelitian ini adalah peningkatan pesat dalam hal keandalan mobil listrik yang menggunakan baterai.
Penelitian ini menemukan bahwa setiap tahun produksi, kemungkinan kegagalan berkurang sebesar 12%, jauh lebih besar dibandingkan dengan peningkatan 6,7% untuk kendaraan bensin dan 1,9% untuk mesin diesel.
Dengan kata lain, jika pengguna mempertimbangkan untuk membeli mobil listrik, kemungkinan kendaraan tersebut tidak akan mogok jauh lebih tinggi pada setiap model terbaru.
"Penemuan kami memberikan pandangan baru mengenai umur dan dampak lingkungan kendaraan listrik. Mobil listrik kini bukan hanya pilihan terbatas, tetapi juga alternatif yang layak dan berkelanjutan dibandingkan kendaraan konvensional, yang menjadi langkah penting menuju masa depan tanpa karbon," ujar salah satu peneliti dari LSE Dr Viet Nguyen-Tien.
Untuk mengukur perkembangan ini, para peneliti memberikan angka-angka konkret. Mobil listrik modern kini memiliki umur rata-rata 18,4 tahun dan dapat menempuh jarak 200.000 km sebelum mengalami kerusakan. Jarak tempuh ini tidak hanya setara, tetapi bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan mobil bensin.
Sebagai perbandingan, mobil bensin umumnya memiliki umur sedikit lebih panjang, yaitu 18,7 tahun, tetapi dengan jarak tempuh rata-rata hanya sekitar 187.000 km.
Sementara itu, mobil diesel memiliki umur yang lebih pendek, sekitar 16,3 tahun, tetapi mampu menempuh jarak yang jauh lebih panjang, sering kali mencapai 410.000 km sebelum pensiun.
Tentunya, angka-angka terkait penelitian daya tahan mobil listrik, mobil konvensional, dan diesel, merupakan rata-rata, sehingga jarak tempuh setiap kendaraan bisa bervariasi.
Sumber:Beritasatu
-Ads Here-