Merek mobil listrik China saat ini semakin mendominasi pasar di seluruh dunia, termasuk Asia, Amerika Serikat, dan Eropa. Tidak mengherankan bahwa Tesla adalah salah satu dari beberapa produsen yang merasa tidak puas. Karena produsen mobil listrik China menawarkan pilihan yang lebih luas dan harga yang lebih murah. Produk Tesla akhirnya terlihat mahal, tidak masuk akal, dan tidak menarik untuk dibeli. Ini terlihat dari kinerja penjualan perusahaan yang buruk pada tahun 2024. Penjualan global Tesla mengalami penurunan untuk pertama kalinya dalam lebih dari sepuluh tahun. Misalnya, Tesla hanya membukukan pendapatan sebesar 25,7 miliar dolar AS pada kuartal keempat 2024, jauh di bawah perkiraan Wall Street sebesar 27,2 miliar dolar AS. Selain itu, laba bersih perusahaan menurun sebesar 71 persen menjadi hanya 2,3 miliar dolar AS.
Untuk mengatasi hal ini, Tesla mengumumkan maksudnya untuk meluncurkan mobil listrik yang lebih murah pada paruh pertama tahun 2025. Walaupun detailnya belum jelas, spekulasi mengatakan bahwa model ini mungkin versi lebih sederhana dari Model 3 dan Model Y. “Kendaraan-kendaraan ini akan memanfaatkan aspek-aspek dari platform generasi berikutnya serta platform kami yang ada, dan akan diproduksi di jalur produksi yang sama dengan kendaraan kami saat ini,” kata Tesla, seperti dikutip Carscoops pada hari Sabtu (1/2/2025).
Dengan pernyataan tersebut, sangat mungkin bahwa model baru ini adalah Model Q, yang telah menjadi spekulasi sebelumnya. Perkiraan harga awalnya adalah sekitar 30.000 dolar AS, atau sekitar 480 juta rupiah. Selain itu, Tesla menyatakan bahwa mereka dapat menekan biaya lebih efisien daripada yang diantisipasi dengan menggabungkan komponen dari platform generasi berikutnya dan yang saat ini ada. Di masa depan yang tidak pasti, hal ini diharapkan akan memungkinkan mereka untuk membuat lebih banyak mobil dengan modal yang lebih efisien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar